Tentang Performa Mengajar


___Adin Harmain, Oktober duakosongduabelas

Saya lagi dalam kondisi begitu ideal saat menuliskan ini.
Siap, tangkas, tuntas; 3 kata yang mewakili kemampuan seseorang menjalankan rutinitas hingga dalam suatu proses pemikiran ia akan bisa menilai bahwa apa yang saya lakukan itu sudah total. Sudah performa terbaiklah ia yang bawakan. Kelihatannnya, akan selalu ada alasan untuk menyebut kita telah melakukan aktifitas dengan performa paling atas dari yang kita punya. Benarkah demikian? . Kalau penilaian pun bisa dari diri sendiri, maka jelas,  kolom rapor persepsi orang lain untuk kita pastilah tersedia.
   Performa, Memainkan (artikata.com) dan penilaian terhadapnya memang tak bisa lepas dengan peran orang banyak (public review). Hanya substansi yang tidak terpusat dan cara kerja yang membedakan. Pada centangan pekerjaan yang administrasif, misalnya, performa atau lebih kental dengan istilah kinerja (Job performance) memiliki target relatif lebih sederhana: keuntungan. Aplikasi lebih dari peruntungan dibutuhkan jika ini menyangkut layanan kepada masyarakat.
   Pendidikan;  konsolidasi dan deal dengan apa yang dihadapi adalah proses panjang dan terkadang menjenuhkan bagi mereka yang menjalani profesi pendidik. Bagaimana sulitnya memahami konten yang telah disusun rapi dalam kurikulum, mentransfer kepada orang lain, serta mengakuisisi pencapaian seseorang terhadap apa yang sudah ia ajarkan adalah beberapa kerikil yang harus senantiasa ditemui. Mendapati siswa tidak bisa meraih Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sesuai Standar Kompetensi (KD) layaknya sudah memutus mata rantai kurikulum dan menghancurkannya dengan seketika. Melihat mahasiswa tidak bisa mem pronounce sebuah kata dalam bahasa Inggris rasanya seperti sudah merusak tatanan bahasa mulai dari A sampai Z negeri berpopulasi terbesar ke-4 di Uni Eropa itu.
   Penilaian yang akan dilakukan publik nyatanya selalu pada pendidik sebaik apa kita sebaga pendidik membawakan performa. Simamora (2000), menyatakan Seorang guru dalam mengerjakan tugasnya dengan baik, seringkali ditentukan oleh penilaian terhadap kinerjanya. Penilaian terhadap kinerja merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja guru, bagian-bagian yang menunjukkan kemampuan guru yang kurang dapat diidentifikasi, diketahui sehingga dapat ditentukan strategi dalam meningkatkan kinerjanya. Singkatnya, performa yang mengesankan akan meninggalkan identitas pembelajaran yang jelas terhadap pembelajar. Bukan cuma asal menyelesaikan materi dan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar (SKKD) pun terwujud.
   Performa itu perlu, demikian pentingnya hingga persiapan untuk menorehkan performa yang baik itu pun perlu. Apa saja yang diharus disediakan guru/ pendidik berhubungan persiapan pengajaran? Berdasarkan kaedah Inovasi pendidikan, Depdiknas (2007)  telah memberikan beberapa rumusan mengenai kinerja guru yang memperbaharui konsep belajar peserta didik, tidak jalan ditempat, yang bisa di elaborasikan sebagai berikut:
·   Kombinasi antara penguasaan materi terstruktur dengan studi kasus dikelas, jangan hanya jadi guru yang unggul belajar semalam dari siswa, tapi punya visi terhadap sejauh mana perubahan siswa ketika ia meraih hasil (pemahaman materi, nilai) pun tidak meraih hasil seperti harapan.
·  Menyelesaikan masalah pembelajaran melalui masukan, proses, sarana/prasarana dan hasil belajar peserta didik.
·   Menyiapkan dengan sangat baik hal teknis terkait efektifitas penggunaan media sebagai langkah urgen meningkatkan performa mengajar. Kekuatan performa seorang pendidik dapat ditunjang oleh hal-hal berikut:
 ·   Selalu ada pada wilayah kesiapan konsentrasi dan improvisasi
·   Jangan membawa beban/ masalah pribadi kedalam kelas
·   Menjalankan psikologi mengajar sebagai penerapan yang bertahap, belajar dari setiap pengalaman mengajar
·   Tanggap terhadap pemakaian IT terkait pembelajaran, tujuan pembelajaran yang dicapai dengan atau tanpa menggunakan IT harus dipahami.
    Dengan kepercayaan diri bolehlah kita mengatakan telah melakukan hal terbaik menyangkut pengajaran. Tak ada yang salah dengan kepercayaan diri dalam setiap performa mengajar. Tapi , masih, persiapan itu perlu. Untuk  itu, hendaknya selalu ada kenisbatan untuk selalu berpegang pada peningkatan kepribadian dan keprofesionalan guru/ pendidik. Hal ini jika diperhatikan akan bermuara pada peningkatan kualitas lulusan. Sehingga, kita bisa selalu nyaman mengatakan ” saya telah mengajar dengan baik”.

Comments

Popular Posts